Monday 27 October 2014

Pemuda Dan Fenomena Cabe-cabean

Nama : Chandra Achmad Yanuar

NPM  : 12114322

Kelas  : 1KA39

Apa kabar semua nya?
Kali ini kita akan membahas Tema yang agak berbeda dari sebelum nya, mungkin bisa di bilang juga agak nyeleneh yaahh. hehehehe :D
Tema kita kali ini adalah "Pemuda Dan Fenomena Cabe-cabean".
Let's Check This Out ! ;)

 Pemuda


Apa yang di maksud dengan Pemuda?
Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan, begitupun secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga tak jarang pemuda belum memiliki tingkat emosi yang stabil.



Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan sebutan generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. 



Dalam kehidupan peran pemuda sangatlah penting. Pada saat ini pemuda juga dituntut untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan. Tentu saja sesuai dengan tuntutan kemajuan dan perkembangan zaman. Para pemuda dituntut bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus dapat berperan menjadikan anak didik menjadi manusia Indonesia yang maju, mandiri, bermartabat, bermakna dalam kehidupannya baik dalam hubungannya dengan masyarakat, alam dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.



Adapun potensi-potensi yang terdapat pada generasi muda yang perlu dikembangkan diantaranya : 

• Idealisme dan daya kritis 

• Dinamika dan kreativitas 

• Keberanian Mengambil Resiko 

• Opimis dan kegairahan semangat 

• Sifat kemandirian, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab 

• Keanekaragaman dalam persatuan dan kesatuan 

• Patriotisme dan Nasionalisme 

• Kemampuan menguasai ilmu dan teknologi



Sekilas dari tulisan diatas tentunya bisa mendorong semangat para pemuda untuk menjadi individu yang baik dan bisa memberikan contoh yang baik pula untuk generasi berikutnya. Karena peran pemuda sangatlah penting untuk masyarakat.


Cabe-cabean

 

 Istilah "cabe-cabean" ramai diberitakan belakangan ini. Bagi orang awam, istilah ini digunakan untuk menggambarkan gadis di bawah umur yang mulai merintis bisnis prostitusi.

Awalnya, "cabe-cabean" adalah sebutan untuk perempuan ABG yang menjadi bahan taruhan di arena balap liar. "Cabe" balapan yang sudah sering berhubungan seksual memilih untuk menjual dirinya.

Saat ini, ada tiga jenis "cabe", yakni "cabe ijo", "cabe merah", dan "cabe oranye".

"Cabe ijo" yang memiliki kelas tertinggi dari kelas "cabe-cabean" itu merupakan gadis di bawah umur yang berusia sekitar 14-17 tahun. Tak sedikit dari mereka yang merupakan siswa sekolah menengah atas (SMA), bahkan beberapa ada yang masih berada di sekolah menengah pertama. Mereka memiliki gaya busana yang modis dan trendi, tetapi tidak menonjol.

Berbeda dengan "cabe-cabean" lainnya, "cabe ijo" hanya dapat dijumpai di beberapa pusat perbelanjaan kelas atas ataupun lokasi-lokasi gaul di bilangan Jakarta. Kebanyakan mereka ditemui secara berkelompok dan hanya memilih pelanggan yang sudah dikenalnya lewat media sosial, seperti Twitter dan Facebook.

"Cabe ijo" juga aktif di media sosial. Mereka kerap memasang foto-foto dengan pose tertentu dan informasi tarif di akun media sosial mereka. Mereka bekerja sebagai pekerja seks komersial (PSK) untuk memenuhi kebutuhan tersier seperti membeli pakaian, telepon genggam, sehingga tidak mudah bagi pelanggan untuk menyewa jasanya karena harus melalui tahapan pendekatan.

Pendekatan, di antaranya, bisa berupa mem-follow akun Twitter-nya, kerap me-retweet atau rajin memberikan komentar.

Sementara itu, "cabe merah" adalah PSK yang berusia 16-19 tahun. "Cabe merah" sedikit lebih menonjol karena berani mengenakan pakaian mini dan menonjolkan lekuk tubuh. Mereka pun kerap menghabiskan waktu di minimarket ataupun klub-klub malam di Jakarta.

"Cabe merah" relatif lebih mudah dicari. Mereka biasanya beroperasi sesuai jam operasional klub, mulai pukul 22.00-03.00. Transaksinya juga jelas, tinggal ditanya, langsung jalan.

Selanjutnya "cabe oranye". Tipe ini biasanya berkumpul di taman, arena parkir liar, ataupun pinggir jalan. Pada beberapa kesempatan, "cabe-cabean" ini menggunakan berbagai modus untuk menjaring pelanggan, mulai dari mengamen ataupun ikut para pebalap liar.

"Cabe oranye" menjadikan ini sebagai profesi tetap.


Kesimpulan



 

Dari Fenomena Cabe-cabean yang terjadi di kalangan remaja yang notaben nya adalah para Pemuda-Pemudi Penerus Bangsa ini, maka saya menyimpulkan bahwa Fenomena tersebut terjadi dikarena kan kurang nya perhatian dan didikan dari Orang Tua, serta Faktor Lingkungan Sosial yang juga ikut mempengaruhi Para Remaja ini.
Menurut opini saya, peran orang tua menjadi sangat penting dalam mendidik & menjaga perilaku Para Remaja ini agar tidak terjerumus ke dunia pergaulan bebas seperti Cabe-cabean ini dan semacamnya.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat !
:)








Referensi:

No comments:

Post a Comment